Kesan dan Pesan Makmur Anwar dan Darmawati M.R., pada acara Serah Terima Jabatan Kepala Balai Bahasa Provinsi Kalteng |
Aku punya teman. Orangnya biasa-biasa saja, namanya biasa-biasa saja, gelarnya biasa-biasa saja, tapi pergaulannya sangat mengesankan. Tidak memilih satu kelompok untuk dipergauli tapi rata menyeluruh. Pertama datang ke sebuah kota tempat kerjanya yang baru ia diajak hadir ke sebuah peringatan Hari Ulang Tahun sebuah sanggar, ia mau bahkan ikut memetiahkan acara dengan membaca puisi. Dalam dialog yang diadakan ikut bergabung dan duduk lesehan di lantai. Ia menyisihkan predikat jabatan yang disandangnya sementara untuk bergaul bersama manusia yang ia anggap sama sederajat, meski oleh pihak lain tak dipandang seblah mata sekalipun. Penampilan sehari-harinya dalam pergaulan tidak membeda-bedakan kedudukan dan jabatan. Ia benar-benar menunjukkkan kalau dirinya adalah pelayan masyarakat. Ia orang baru di sana tapi cepat menjadi akrab dengannya karena banyak teman yang disapa dan menyapanya. Dengan masyarakat atau komunitas sastra objek garapannya yang utama sangat baik. Dialah yang menggoyang citra sastrawan di kota ini yang semula adem ayem tanpa aktivitas dilibatkan dengan program-program kegiatan lembaga yang dipimpinnya. Guru-guru SD yang selama ini hanya dipandang sebelah mata dalam aktivitas kesastraannya mulai menggeliat dengan ituk lomba baca puisi bahkan pemenangnya dikirimkan ke ibukota negara Jakarta kota metropolitan yang jarang dikunjungi kelompok orang kelas akar rumput itu. Siswa-siswinya diajak berceloteh dengan cerita pendek dan cerita rakyatnya. Siswa-siswi SMP dan SLTA-nya juga diajak bergabung dengan cabang seni sastra yang lain. Baca puisi, Musikalisasi Puisi dan sebagainya. Seminar-seminar tentang kebahasaan juga ramai mewarnai gedung yang baru selesai dibangunnya itu. Seminar pengajaran bahasa Indonesia dan Seminar bahasa Dayak tidak terlewatkan dari garapannya juga. Dunia maya dirambahnya pula sehingga perihal kegiatan lembaganya dapat dibaca dan diikuti oleh siapa pun yang punya ketertarikan. Ditelusurinya lorong-lorong kecil dunia kesastraan yang orang lain merasa benci dan kurang perhatian justru dicatat dan pertama kalinya di daerah ini ada sebuah penghargaan untuk tokoh-tokoh kebahasaan dan kesastraan. Sekarang di benaknya ada sebuah gagasan yang akan diluncurkan namun saying ia akan segera meninggalkan kota cantik kita. Orang-orang sastra yang lemah dan tidak memihak itu kini harus menitipkan harapannya ke mana? Tapi biarlah semua itu terjadi karena harus terjadi sebab kepindahannya ke kota Cantik karena karya dan pengabdiannya dibutuhkan di tempat lain juga. Dan kursi yang ditinggalkannya pasti ada orang lain yang duduk untuk mengendalikan aktivitas kantornya. Di kantor pusat pun ia diperlukan karena butir-butir akal dan nalarnya yang kreatif. Kalau ia tetap di sini malah ia tak memiliki peran lagi. Siapakah tokoh sentral dalam cerita pendek tadi? Ialah Puji santosa. Drs. Puji Santosa, M. Hum. Kepala Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah yang telah dicabnut SK-nya dan akan segera meninggalkan kota cantik ini. Kita sampaikan selamat menunaikan tugas di tempat baru semoga sukses. Kelompok sastra memang sedih meski tak menitikkan air mata. Satu hal yang sangat diharapkan adalah agar kepada mereka Pak Puji sapaan akrab kami tidak lupa dan masih mau mengulurkan tangan untuk memberi bimbingan bantuan dan arahan terutama untuk menghubungkan dengan orang-orang yang punya izin penerbitan agar karya orang di kota cantik ini pun dapat mengisi perpustakaan Pusat Bahasa dan minimal Perpustakaan daerah Kalimantan Tengah di Palngkaraya. Dalam serah terima jabatan tadi diserahkan catatan perihal yang sudah dilaksanakan. Harapan kami itu akan menjadi catatan untuk pejabat baru mengawali tugasnya, melengkapi kekurangannya, meningkatkan kelemahannya. Ciri organisasi yang hidup memang ada perubahan dan ada permutasian. Orang baru yang duduk di kursinya diharpkan oleh masyarakat daerah dan kota ini untuk melanjutkan apa-apa yang sudah dirintisnya. Diteruskan dan dikembangkan dan dipercepat pergerakannya. Kami yakin bahwa ia juga orang yang berperhatian terhadap dunia kesastraan. Selamat dating Bapak Sumadi di kota cantik Palangkaraya tugas berat menanti anda karena tugas berat menanti anda karena tugas Pak Puji belum sepenuhnya berhasil. Manusiasi. Semoga di bawah garapan tangan anda balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah berjalan cepat dan mempunya jalinan kerja yang lebih akrab. Kepada Bapak saya perkenalkan bahwa saya penganut Prof. Dr. Amra Halim dalam penggunaan kata provinsi dan propinsi. Karena itu mohon maaf kalau bibir saya mengucap kata propinsi. Selamat Bekerja. Palangkaraya, 10 Desember 2008 Kesan Darmawati M.R. Mari Kayuhlah LagiIni bukan sebuah keberakhiran Bukan pula saat horison semburatkan jingga di ujung hari. Kita hanya tiba di satu titik perhentian Untuk melepas penat sejenak Untuk mengisi ulang perbekalan Untuk menapak tilas sejauh mana kita telah berjalan Sepanjang perjalanan lalu, ada gumam ada racauan ada buraian pemikiran ada persangkaan tawa tangis Ada banyak hal tereja dalam kebersamaan, lalu termangu dalam kekinian Detik ini ingin kuulas saja, sebuah epilog yang mungkin saja tak terkatakan karena ragu. Aku bukan Kuntowijoyo yang melarang kalian jatuh cinta pada bunga-bunga Bukan pula Danarto yang menjaring malaikat Atau bahkan Hamsad Rangkuti yang melihat Biibir dalam Pispot Bukan pula salah satu dari orang-orang Bloomington yang tersesat di Bumi Tambun Bungai Aku hanyalah jukung di Bumi Manusia Mencoba bawa kalian ke Kota Asa Mari kayuhlah lagi Tidak peduli cinta datang dan pergi, perjalanan harus tetap dilanjutkan bukan? Dengan permohonan maaf yang mengalir dari hulu kealpaan serta terima kasih yang meriak dari lubuk pengabdian, kuucap SELAMAT JALAN P' PUJI Baktimu telah terpahat abadi dalam memori tiada pudar Terhembus pula euforia SELAMAT DATANG pada P' Sumadi Terimalah dayung ini dengan segenap cintamu Mari kita susuri Kahayan dengan segala lekuknya Ini bukan sebuah keberakhiran, Tapi doa kala horison bersemu jingga di awal hari Mari kayuhlah lagi... Palangkaraya, 9 Desember 2008 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar